Kamis, 03 Februari 2011

KAWAH IJEN, weight on his shoulder


hari itu saya bertemu teman saya, namaya mas ayos purwoaji, di kereta api logawa jurusan jember. ternyata mas ayos mau jalan-jalan ke kawah ijen mengantar seorang temannya dari pekanbaru, mas yudi namanya. saya diiming-imingi mas ayos untuk ikut.... dan karena saya sangat ingin ke ijen, akhirnya rayuan mas ayos makjlebbb deh.. hehehe

tapi bagaimana caranya?? pulang kampung adalah penjara.
saya harus stay at home dan jadi anak baik-baik, momong sepupu-sepupu yang lucu dan menghabiskan masakan umik.
semalaman saya tidak tidur memikirkan bagaimana caranya agar saya bisa ikut ke ijen.
akhirnya, satu-satunya cara adalah berbohong... hahahahahaa

esoknya saya bilang sama orang rumah kalau saya harus balik surabaya untuk mengurusi beasiswa. segera saya pergi ke kota, mampir ke teman saya untuk menitipkan berkas beasiswa saya dan saya segera cabut ke ijen... hehehehee

akhirnya berangkatlah kami, empat orang bocah yang direstui allah untuk pergi ke kawah ijen, saya sebagai anggota tim yang paling cantik, mas ayos, mas nuran dan mas yudi. ketiganya adalah laki-laki yang tidak bisa menyaingi kecantikan saya. hihihii
perjalanan kami harus dilalui dengan sedikit-sedikit berhenti karena hujan yang tidak kunjung reda. mas nuran adalah pemegang rekor di kawah ijen, dia sudah berkali-kali ke ijen, mungkin sejumlah jari tangan saya. maka kami percaya mas nuran adalah guide kawah ijen terbaik yang sudah diutus tuhan.
tak lama kemudian kami mulai memasuki jalan pedesaan. indah sekali pemandangannya. pohon-pohon, sawah-sawah, kebun-kebun.. cantik sekali, apalagi habis hujan, udara makin segar dan dingin
beberapa menit kemudian perjalanan berubah menjadi hutan-hutan dengan tumbuhan paku besar dan jalanan lobang yang sangat awesome! sayang sekali pemerintah tidak membangun jalan ini, jalannya tidaknya hanya lobang tapi juga berbatu-batu, cukup sulit dilalui. jangan bayangkan ban anda bocor sodara-sodara, karena di sana tidak ada tukang tambal ban yang mangkal.
pemandangan hutan ini benar-benar keren, pohonnya besar-besar, daun-daun pohon yang lebar membuat hutan semakin gelap, tumbuhan paku di mana-mana, sesekali ada bongkahan longsor... kereen bangettt
sebenarnya di kawasan ini juga ada kebun strawberry dan pemandian air panas, sayangnya kami tidak bisa mampir karena hari sudah gelap.
jam tujuh malam kami baru samapi pos arjasa, kata mas nuran sudah dekat kok. asikkk
kira-kira 20 menit kemudian kami tiba di desa terakhir, desa paltuding. perjalanan kami lanjutkan hingga sampai di kaki gunung ijen tempat memulai pendakian. kami menginap di sana dan makan-makan dulu.. laper sih..

keesokan harinya perjalanan kami mulai jam setengah enam pagi. jalur trekingnya adalah jalanan menanjak sejauh 3,2 km. pendek saja, tapi terus menanjak nggak berhenti-berhenti. mas yudi dan mas ayos ngebut di depan seperti kereta api, saya dan mas nuran santai saja di belakang, sebenarnya mas nuran nemenin saya yang lambat sih. hihihii....
salah seorang penambang yang sedang beristirahat
  sekitar satu setengah jam saya dan mas nuran sampai di pos penimbangan belerang, mas ayos dan mas yudi udah nggak kelihatan batang hidungnya. saya dan mas nuran duduk-duduk sebentar di pos. di pos ini para penambang belerang menimbang belerang yang telah diambilnya di puncak. saya kagum melihat para penambang belerang itu, mereka memanggul keranjang yang penuh berisi belerang dengan bahu mereka. berat belerangnya bahkan melebihi berat badan mereka sendiri. rata-rata mereka bisa memanggul 80 kg belerang. bahkan kata salah seorang penambang di sana, rekor terberat adalah 120 kg. olalalaaa...
di timbang dulu belerangnya
 sekrang ini mereka dibatasi hanya boleh mengambil belerang sekali sehari. wah saya tidak membayangkan, melewati jakur treking tadi sudah susah apalagi dengan memanggul beban 80 kg begitu. setelah ditimbang di pos ini, belerang dibawa turun untuk dikumpulkan pada pengepul pabrik. mirisnya, belerang ini hanya dihargai Rp 600,- per kilonya. oh my gosh... saya sedih sekali mendengarnya... tapi mereka tetap bekerja tak pernah lelah. ternyata banyak orang kecil yang tak pernah mengeluh dengan upah kecil yang mereka dapatkan di negeri ini... harusnya orang-orang besar dapat mencontoh dan meniru tingkah laku mereka...

pos rehat dan parkir belerang, hehe
kedatangan tamu cantik.. kyaaa
kiri kanan kulihat saja banyak pohon-pohooonn...

sejuk lo

dari pos tadi kami lanjutkan perjalanan ke arah kawah, perjalanan ini dekat saja dan dengan jalur yang datar. pemandangannya juga cantik sekali. kanan kiri terlihat pepohonan dan gunung. tak lama kemudian kami tiba di puncak. saya terpana melihat hijaunya danau sulfur ini
entah kenapa bisa ada danua sebesar ini
entah kenapa warnaya hijau
the beauty of ijen crater
strong men with strong will

di atas kawah ini terhampar danau sulfur yang cantik, sesekali terlihat bintik kuning di danaunya, itu adalah sulfurnya. asap pembakaran belerang dari pertambangan tak henti-hentinya mengepul hingga bau belerang makin tajam menusuk hidung. apabila angin sedang besar-besarnya, asap akan membunmbung makin tinggi, hingga mengganggu penglihatan dan pernafasan. tapi entahlah, para penambang sepertinya sudah terbiasa, mereka menembus asap itu seperti hantu, tanpa masker, tanpa penutup hidung. mungkin paru-paru mereka berteriak minta kain
menembus asap, tanpa masker, hanya kerja keras
ternyata inilah pabriknya, pabrik dari belerang yang dipanggul oleh para penambang belerang yang saya temui di sepanjang perjalanan. mereka sangat kuat dan berhati ringan, rela bekerja berat meskipun tahu akan kecilnya penghasilan yang akan mereka peroleh. mereka tidak mengeluh, bahkan tetap tersenyum tiap kali ada wisatawan lewat. beruntungnya saya masih bisa melihat mereka. yang saya takutkan, belerang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, apabila kita terus mengambilnya seperti ini, lama-lama belerang ini dapat habis, rusaklah ekosistem kawah ijen, belum lagi akan banyak pengangguran berkeliaran.. sedih rasanya... tapi semoga saja hal itu tidak terjadi. agar anak cucu kita kelak dapat menikmati indahnya kawah ijen

setelah puas menikamati kawah ijen, kami berempat balik ke jember dengan cobaan ban bocor. sepertinya pikiran yang terngiang-ngiang di pikiran saya itu benar-benar dikabulkan tuhan yaa..hehehe
motor yang saya naiki dengan berboncengan dengan mas nuran lah yang bocor. bocornya pun ketika hampir memasuki hutan dengan jalanan hardkore. untunglah mas yudi yang tampan punya badan yang ringan, dia kembali ke desa terakhir untuk menambalkan motor, diikuti dengan mas ayos yang ganteng.
setelah selesai kami kembali ke jember dan mengantarkan saya ke stasiun. saya naik kereta jurusan banyuwangi dan berhenti di stasiun dekat rumah saya. ternyata om saya, istrinya dan dua anaknya sudah menyambut saya di stasiun. untungnya saya nggak ketahuan kalau bohong... hehehe.. kapok dehh
bohong+nekat = jaket pinjem punya adik, berhubung darurat pake sepatu pantofel mama langsung rusak deh..hihi #freakbgt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar